Selasa, 28 Agustus 2012

PERTEMPURAN BHARATAYUDHA

Pandawa berusaha mencari sekutu dan ia mendapat bantuan pasukan dari Kerajaan Kekaya, Kerajaan Matsya, Kerajaan Pandya, Kerajaan Chola, Kerajaan Kerala, Kerajaan Magadha, Wangsa Yadawa, Kerajaan Dwaraka, dan masih banyak lagi. Selain itu para ksatria besar di Bharatawarsha seperti misalnya Drupada, Satyaki, Drestadyumna, Srikandi, Wirata, dan lain-lain ikut memihak Pandawa. Sementara itu Duryodana meminta Bisma untuk memimpin pasukan Korawa sekaligus mengangkatnya sebagai panglima tertinggi pasukan Korawa. Korawa dibantu oleh Resi Drona dan putranya Aswatama, kakak ipar para Korawa yaitu Jayadrata, serta guru Krepa, Kretawarma, Salya, Sudaksina, Burisrawas, Bahlika, Sangkuni, Karna, dan masih banyak lagi.

setelah gugurnya Abimayu dan Gatutkaca, Werkudara segera naik ke medan tempur dengan Gada Rujak pala. Ia berdiri di sana dengan rupa tiada galau, tegak lagi perkasa tiada dua. Di depannya, Dursasana, adiknda Raja Hastinapura Duryudana, berdiri dengan wajah setengah berpaling. Keteguhannya tengah dijajal oleh ingatannya sendiri. Berangsur, terlontarlah Dursasana ke gurat kaki yang pernah diukirnya.

Sebagai flash back, peristiwa pembunuhan Sarka-Tarka, jelata tukang satang perahu yang melindungi keberadaan para Pandawa; penghinaan terhadap Sri Krsna titisan Bathara dalam lakon Krsna Duta muncul dan diakhiri dengan peristiwa Pandawa Dadu yang tampil ke muka dalam bentuk aksi teatrikal. Pada peristiwa pertama sukma Tarko menyumpahi Dursasana jika kelak ia akan tewas persis seperti yang dialaminya. Namun Dursasana tidak sedikitpun gentar karena yakin akan terbebas dari karma jika ia bertobat.

Setelah kematian Prabu Salya ditangan Yudistira, tentara Hastina telah kehilangan panglima perangnya. Duryudana dengan ketakutan melarikan diri kedalam hutan dan menghilang. Kubu Kurawa kini tanpa pemimpin dan mengundurkan diri ke perkemahannya. Berhari2 tidak tampak kegiatan dari kubu Hastina untuk melanjutkan pertempuran, selama Kubu Pendawa selalu siap sedia dengan tentaranya, dengan Bima memimpin tentara penggempur, Arjuna di sebelah kanan dan Nakula Sadewa di sisi kiri.

Setelah lewat seminggu, banyak raja dan adipati pendukung Hastina telah pulang kembali ke tempat asal mereka sementara beberapa tentara telah menyerah kepada Pendawa. Melalui tentara yang menyerah diketahui bahwa Duryudana telah menghilang kedalam hutan selama seminggu. Sri Kresna mengerti bahwa inilah saatnya untuk mengakhiri Bharatayuda. Bersama Pendawa, Sri Kresna datang ke perkemahan Hastina. Terlihat tentara2 Hastina sudah tidak ada niat untuk perang dan patah semangat. Dengan mudahnya Sri Kresna menemukan Duryudana yang sedang berendam di dalam sebuah danau di hutan. Ketika disapa, Duryudana terlihat seperti orang linglung. Ketika ditanya apa yang sedang dilakukannya, Duryudana menjawab, “Aku sedang merenungkan saudara2ku yang telah gugur”.
Sri Kresna kemudian bertanya apa yang akan dilakukan oleh Duryudana, “Aku akan menyerahkan tahta Hastina kepada Yudistira dan akan membuang diriku ke dalam rimba seperti yang dilakukan oleh para Pendawa”. Yudistira yang adil dan bijaksana kemudian berkata bahwa dirinya tidak ingin Hastina, yang diminta hanyalah Indrapasta. Duryudana dipersilahkan memilih salah satu diantara kelima Pendawa sebagai lawan tandingnya, jika Duryudana menang maka dirinya tetap berkuasa di Hastina sementara Pendawa akan menetap di Indrapasta. Setelah berkata itu, Pendawa dan Sri Kresna meninggalakan Duryudana. Duryudana kemudian mulai berpikir siapa yang akan dipilih sebagai lawannya, Yudistira … … orangnya sabar dan mempunyai ilmu yang aneh, bisa2 dirinya berakhir seperti Prabu Salya. Bima … … memang Duryudana dendam kepada Bima dan walau kekuatan mereka hampir seimbang, Bima mempunyai ajian2 kekuatan yang berbahaya. Arjuna … … tidak mungkin karena orangnya sangat sakti dan mempunyai banyak senjata pusaka, dalam sekejap dirinya bisa habis. Nakula … Sadewa … … keduanya amat lincah dan pintar menggunakan pedang dan panah, dirinya bisa diiris2 atau dijadikan sate dengan panah.

Keesokan harinya para Pendawa telah siap di Kuruserta, lengkap dengan senjatanya kecuali Yudistira yang tidak bersenjata tapi tampak tenang2 saja. Kemudian tampak Duryudana dengan gagahnya datang bersenjatakan sebuah gada. Sebagai wasit ialah Prabu Baladewa, orangnya jujur dan menjunjung tinggi keadilan sementara pendiriannya tidak memihak Kurawa maupun Pendawa walau dirinya masih bersaudara dengan Pendawa. Baladewa kemudian bertanya siapakah yang ditantang oleh Duryudana, jawaban Duryudana “Aku memilih Bima yang telah paling banyak membantai saudara2 Kurawa, menghirup darah Durasana dan merobek mulut paman Sangkuni!” Bima yang juga mengharapkan dirinya mendapat kesempatan untuk melawan Duryudana segera maju kedepan membawa gadanya yang sebesar kepala.

Baladewa memberi ketentuan bahwa pertarungan ini adalah antara dua ksatria dan tidak boleh ada pihak ketiga. Ketika mulai, tampak pertarungan berlangsung dengan seimbang, Duryudana yang biasanya pengecut kali ini bertarung mati2an karena menaruh harap untuk menjadi raja di Hastina. Lama kelamaan terlihat bahwa Bima lebih unggul, mahkota Duryudana telah hancur terhantam oleh gada bima kemudian tubuh Duryudana terkena pukulan langsung sehingga terpental. Semua orang mengira Duryudana telah kalah tapi anehnya, Duryudana bangun kembali seperti tidak kesakitan oleh pukulan Bima. Hal ini terjadi berkali2 sehingga akhirnya Bimapun mulai lelah karena pertarungan yang berkepanjangan. Suatu ketika Bima agak lengah sehingga mahkutanyapun hancur dihantam oleh gada Duryudana. Arjuna yang cemas akan keselamatan saudaranya mendekati Sri Kresna dan bertanya kenapa Duryudana tak jatuh2.

Oleh Sri Kresna dijelaskan bahwa ketika bayi Duryudana dimandikan oleh air suci, sehingga kini badannya keras bagaikan besi jika dipukul akan sakit tapi segera sembuh kembali. Arjuna menjadi cemas dan menanyakan bagaimana cara mengalahkannya. Sri Kresna menjawab, “Ketika dimandikan, paha kirinya tertutup oleh sehelai daun, itulah kelemahannya. Sekarang adik Arjuna dekati Bima sambil pura2 menonton dan tepuk paha kiri untuk memberi tanda pada adik Bima”. Arjuna segera melaksanakan perintah Sri Kresna, dan mendekati pertarungan sambil menepuk paha kirinya.

Bima yang otaknya encer segera mengerti maksud Arjuna segera mengeluarkan aji Bayubraja dan dihantamkan sekuat tenaga ke paha kiri Duryudana. Pukulan Bima kena tepat pada paha kiri Duryudana dan Duryudana segera terjatuh sambil berteriak kesakitan. Bima kemudian menghentikan serangannya karena Duryudana sudah tidak berdaya. Duryudana tapi berteriak minta dihabisi karena dirinya sudah tak berdaya, namun sebagai ksatria Bima pantang menyerang orang yang tidak berdaya.

Sri Kresna kemudian menjelaskan bahwa Bima harus mengakhiri nyawa Duryudana karena dalam keadaan seperti itu Duryudana akan menjadi cacat dan selamanya tidak berguna lagi. Sebagai sesama ksatria Bima harus menghormati lawannya dan mengakhiri hidup Duryudana. Bima kemudian mendekati Duryudana dan mengayunkan gadanya ke kepala Duryudana. Baladewa kemudian menghentikan pertarungan dan menyatakan kemenangan Bima. Dengan begitu berakhirlah perang Bharatayuda dengan kemenangan bagi pihak Pendawa.

PERMAINAN DADU PANDAWA DAN KURAWA

KISAH PANDAWA DAN KURAWA

Pandawa dan Korawa

Pandawa dan Korawa merupakan dua kelompok dengan sifat yang berbeda namun berasal dari leluhur yang sama, yakni Kuru dan Bharata. Korawa (khususnya Duryodana) bersifat licik dan selalu iri hati dengan kelebihan Pandawa, sedangkan Pandawa bersifat tenang dan selalu bersabar ketika ditindas oleh sepupu mereka. Ayah para Korawa, yaitu Dretarastra, sangat menyayangi putera-puteranya. Hal itu membuat ia sering dihasut oleh iparnya yaitu Sangkuni, beserta putera kesayangannya yaitu Duryodana, agar mau mengizinkannya melakukan rencana jahat menyingkirkan para Pandawa.

Pada suatu ketika, Duryodana mengundang Kunti dan para Pandawa untuk liburan. Di sana mereka menginap di sebuah rumah yang sudah disediakan oleh Duryodana. Pada malam hari, rumah itu dibakar. Namun para Pandawa diselamatkan oleh Bima sehingga mereka tidak terbakar hidup-hidup dalam rumah tersebut. Usai menyelamatkan diri, Pandawa dan Kunti masuk hutan. Di hutan tersebut Bima bertemu dengan rakshasa Hidimba dan membunuhnya, lalu menikahi adiknya, yaitu rakshasi Hidimbi. Dari pernikahan tersebut, lahirlah Gatotkaca.

Setelah melewati hutan rimba, Pandawa melewati Kerajaan Panchala. Di sana tersiar kabar bahwa Raja Drupada menyelenggarakan sayembara memperebutkan Dewi Dropadi. Karna mengikuti sayembara tersebut, tetapi ditolak oleh Dropadi. Pandawa pun turut serta menghadiri sayembara itu, namun mereka berpakaian seperti kaum brahmana.

Pandawa ikut sayembara untuk memenangkan lima macam sayembara, Yudistira untuk memenangkan sayembara filsafat dan tatanegara, Arjuna untuk memenangkan sayembara senjata Panah, Bima memenangkan sayembara Gada dan Nakula - Sadewa untuk memenangkan sayembara senjata Pedang. Pandawa berhasil melakukannya dengan baik untuk memenangkan sayembara.

Dropadi harus menerima Pandawa sebagai suami-suaminya karena sesuai janjinya siapa yang dapat memenangkan sayembara yang dibuatnya itu akan jadi suaminya walau menyimpang dari keinginannya yaitu sebenarnya yang diinginkan hanya seorang Satriya.

Setelah itu perkelahian terjadi karena para hadirin menggerutu sebab kaum brahmana tidak selayaknya mengikuti sayembara. Pandawa berkelahi kemudian meloloskan diri. sesampainya di rumah, mereka berkata kepada ibunya bahwa mereka datang membawa hasil meminta-minta. Ibu mereka pun menyuruh agar hasil tersebut dibagi rata untuk seluruh saudaranya. Namun, betapa terkejutnya ia saat melihat bahwa anak-anaknya tidak hanya membawa hasil meminta-minta, namun juga seorang wanita. Tak pelak lagi, Dropadi menikahi kelima Pandawa.

AWAL KISAH MAHABHARATA

Latar belakang

Mahabharata merupakan kisah kilas balik yang dituturkan oleh Resi Wesampayana untuk Maharaja Janamejaya yang gagal mengadakan upacara korban ular. Sesuai dengan permohonan Janamejaya, kisah tersebut merupakan kisah raja-raja besar yang berada di garis keturunan Maharaja Yayati, Bharata, dan Kuru, yang tak lain merupakan kakek moyang Maharaja Janamejaya. Kemudian Kuru menurunkan raja-raja Hastinapura yang menjadi tokoh utama Mahabharata. Mereka adalah Santanu, Chitrāngada, Wicitrawirya, Dretarastra, Pandu, Yudistira, Parikesit dan Janamejaya.

Prabu Santanu dan keturunannyA
Prabu Santanu adalah seorang raja mahsyur dari garis keturunan Sang Kuru, berasal dari Hastinapura. Ia menikah dengan Dewi Gangga yang dikutuk agar turun ke dunia, namun Dewi Gangga meninggalkannya karena Sang Prabu melanggar janji pernikahan. Hubungan Sang Prabu dengan Dewi Gangga sempat membuahkan anak yang diberi nama Dewabrata atau Bisma. Setelah ditinggal Dewi Gangga, akhirnya Prabu Santanu menjadi duda.

Beberapa tahun kemudian, Prabu Santanu melanjutkan kehidupan berumah tangga dengan menikahi Dewi Satyawati, puteri nelayan. Dari hubungannya, Sang Prabu berputera Sang Citrānggada dan Wicitrawirya. Citrānggada wafat di usia muda dalam suatu pertempuran, kemudian ia digantikan oleh adiknya yaitu Wicitrawirya. Wicitrawirya juga wafat di usia muda dan belum sempat memiliki keturunan. Atas bantuan Resi Byasa, kedua istri Wicitrawirya, yaitu Ambika dan Ambalika, melahirkan masing-masing seorang putera, nama mereka Pandu (dari Ambalika) dan Dretarastra (dari Ambika).

Dretarastra terlahir buta, maka tahta Hastinapura diserahkan kepada Pandu, adiknya. Pandu menikahi Kunti kemudian Pandu menikah untuk yang kedua kalinya dengan Madrim, namun akibat kesalahan Pandu pada saat memanah seekor kijang yang sedang kasmaran, maka kijang tersebut mengeluarkan (Supata=Kutukan) bahwa Pandu tidak akan merasakan lagi hubungan suami istri, dan bila dilakukannya, maka Pandu akan mengalami ajal. Kijang tersebut kemudian mati dengan berubah menjadi wujud aslinya yaitu seorang pendeta.

Kemudian karena mengalami kejadian buruk seperti itu, Pandu lalu mengajak kedua istrinya untuk bermohon kepada Hyang Maha Kuasa agar dapat diberikan anak. Lalu Batara guru mengirimkan Batara Dharma untuk membuahi Dewi Kunti sehingga lahir anak yang pertama yaitu Yudistira Kemudian Batara Guru mengutus Batara Indra untuk membuahi Dewi Kunti shingga lahirlah Harjuna, lalu Batara Bayu dikirim juga untuk membuahi Dewi Kunti sehingga lahirlah Bima, dan yang terakhir, Batara Aswin dikirimkan untuk membuahi Dewi Madrim, dan lahirlah Nakula dan Sadewa.

Kelima putera Pandu tersebut dikenal sebagai Pandawa. Dretarastra yang buta menikahi Gandari, dan memiliki seratus orang putera dan seorang puteri yang dikenal dengan istilah Korawa. Pandu dan Dretarastra memiliki saudara bungsu bernama Widura. Widura memiliki seorang anak bernama Sanjaya, yang memiliki mata batin agar mampu melihat masa lalu, masa sekarang, dan masa depan.

Keluarga Dretarastra, Pandu, dan Widura membangun jalan cerita Mahabharata.

FALSAFAH GUGON TUHON JAWA TENTANG PITUTUR/NASEHAT YANG BAIK

Umur kebudayaan Jawa, yakni sepanjang Jawa itu ada. Sejak itu orang Jawa memiliki citra progresif. Orang Jawa dengan gigih mengekspresikan karyanya lewat budaya. Budaya Jawa adalah pancaran atau pengejawantahan budi manusia Jawa yang mencakup kemauan, cita-cita, ide maupun semangat dalam mencapai kesejahteraan, keselamatan, dan kebahagiaan hidup lahir batin (Suwardi, 2005:1). Karena itu, sepantasnya kita bersyukur memiliki budaya yang adiluhung dan wajib melestarikannya.

Orang Jawa pada jaman dahulu percaya dan yakin kepada mitos atau dongeng yang belum tentu benar kejadiannya dan nyata salah satunya adalah gugon tuhon. Namun sekarang, sifat gugon tuhon itu malah berguna untuk sebagai nasehat atau pandangan hidup. Menurut Subalidinata (1968:16 ) jenis gugon tuhon itu ada tiga macam yaitu :
gugon tuhon salugu
gugon tuhon kang isi pitutur sinandi
gugon tuhon kan kalebu pepali utawa wewaler

Gugon tuhon salugu itu mirip dengan cerita atau dongeng kuno, yaitu anak (bocah dalam bahasa Jawa) yang termasuk golongan anak sukreta ‘tidak baik/kotor’ dan orang termasuk golongan panganjam-anjam ‘terancam’ itu akan menjadi mangsa atau makanannya Bethara Kala. Supaya anak-anak dan orang-orang terhindar dari atau sebagai mangsa Bethara Kala harus diruwat ‘disucikan’ dan sebagai sarana dipentaskan pula wayang kulit dengan lakon “Amurwakala”.

Gugon tuhon kang isi pitutur sinandi ‘gugon tuhon yang berisi nasehat yang tersembunyi/baik’, sebenarnya gugon tuhon tersebut memuat ajaran. Namun, ajaran itu tidak jelas, cuma disamarkan. Pada umumnya orang, kalau sudah dikatakan tidak baik atau ora ilok, kemudian takut melanggar. Sebenarnya larangan itu bertujuan untuk ajaran (kawruh), supaya tidak menjalankan berupa tindakan yang melanggar yang disebutkan dalam larangan itu. Larangan itu berisi nasehat, misalnya: lire wong mangan karo ndhodhok, yen dinulu saru ‘baiknya orang makan sambil jongkok itu tidak sopan’, maksudnya orang yang sedang makan sambil jongkong itu tidak nyaman atau tidak sopan dan bisa jadi makanan yang sedang dibawanya akan jatuh.

Gugon tuhon kan kalebu pepali utawa wewaler ‘gugon tuhon yang termasuk larangan’ gugon tuhon yang berisi nasehat larangan, sebenarnya gugon tuhon tersebut memuat ajaran. Ajaran itu jelas dengan adanya sangsi ketika dilanggar. Misalnya : wong-wong kang manggon ing desa Klepu (kulon jogja) ora kena nanggap wayang kulit, sebab jaman dulu tiap orang itu nanggap ‘mengadakan tontonan’ wayang kulit, setelah selesai pertunjukkan akan meninggal. Kemudian juga pernah terjadi, rumah yang digunakan untuk pertunjukkan wayang kulit tersebut dilempari batu, namun tidak ada yang tahu siapa yang melempari. Sehingga sampai sekarang orang-orang yang yang ada di desa Klepu merasa takut mengadakan tontonan/pertunjukkan yaitu wayang kulit.

Fenomena budaya tersebut sudah diyakini sejak dahulu dikarenakan adanya pandangan-pandangan yang bersifat irasional, namun dalam makalah ini akan coba dikupas juga pandangan secara rasional. Pandangan-pandangan tersebut diyakini sebagai bentuk larangan atau petuah maupun nasehat yang tidak boleh ditinggalkan. Namun, hal yang akan dibahas hanya mengenai gugon tuhon kang isi pitutur sinandi secara irasional dan rasional melalui pandangan filosofis, yakni ontologis, epistemologis, dan aksiologis.


Kata gugon dari kata gugu + an, artinya mudah sekali percaya pada perkataan orang lain atau dedongengan ‘cerita dongeng’. Kata tuhon dari kata tuhu + an, artinya nyata; setia; sifat yang mudah percaya atau percaya kepada ucapan (dongeng) orang lain (Poerwadarminta, 1939: 611).

Gugon tuhon kang isi pitutur sinandi ‘gugon tuhon yang berisi nasehat yang tersembunyi/baik’ adapun pembahasannya sebagai berikut:

· Aja ngidoni sumur, mundhak suwing lambene

Aja ngidoni sumur, mundhak suwing lambene ‘jangan meludahi sumur, karena dikawatirkan akan sumbing bibirnya’. Meludahi sumur akan sumbing bibirnya merupakan bentuk irasional/tidak logis. Sedangkan secara rasional, ludah itu kotor, dan air sumur yang baik harus dalam keadaan bersih yang berguna untuk memasak, minum, mandi dan sebagainya. Bila air sumur diludahi maka akan menjadi kotor dan tidak baik untuk dipergunakan sehari-hari.

· Aja lungguh bantal, mundhak wudunen

Aja lungguh bantal, mundhak wudunen ‘jangan duduk diatas bantal, karena dikawatirkan akan bisulan‘. Secara irasioal bantal yang diduduki karena dikawatirkan akan bisulan, sedangkan secara rasional, bantal merupakan tempat untuk kepala (sirah) – waktu manusia tidur – kemudian dipakai untuk pantat/bokong, hal tersebut tidak pantas dilakukan.

· Simpen lampit diedegake

Simpen lampit diedegake ‘menyimpan pisau diberdirikan’. menyimpan pisau dengan cara diberdirikan akan mengawatirkan, sebab jika ada anak kecil (bocah) yang kesitu dapat karubuhan/terkena pisau.

· Wong ngandhut lungguh tampah

Wong ngandhut lungguh tampah ‘orang yang sedang hamil duduk di tampah’. Orang yang sedang hamil duduk di tampah itu ora ilok. Secara rasional kalau tampah itu di duduki orang yang sedang hamil akan jebol atau rusak, dan bisa mengganggu kesehatan orang yang sedang hamil. Bahkan bila tampah diduduki oleh siapapun logikanya akan rusak karena fungsi tampah bukan untuk diduduki.

· Nyapu bengi

Nyapu bengi ‘menyapu pada malam hari’. Menyapu pada malam hari itu tidak baik karena menyapu pada malam hari tidak bersih serta mbledugi yang sedang tidur, atau bisa jadi menyapu dimalam hari, kotoran yang disapu tidak tampak jelas dikhawatirkan tidak bersih.

· Mbuwang uwuh aneng longan

Mbuwang uwuh aneng longan ‘membuang sampah di bawah kasur’. Itu pastinya tidak baik untuk kesehatan, sebab kalau sampah itu membusuk bisa menjadikan bau tidak sedap/tidak enak, bisa juga kondisi seperti itu untuk sarang bibit penyakit.

· Nyapu diendheg ana tengah lawang

Nyapu diendheg ana tengah lawang ‘menyapu berhenti di tengah lawang’. Ingatlah pintu itu kan jalan, kalau ada uwuh ‘kotoran/sampah’ pasti tidak enak dilihat atau kesannya rumah tidak bersih.

· Ngandhang kebo ana ing njero omah

Ngandhang kebo ana ing njero omah ‘merumahkan kebo di dalam rumah’ itu mestinya tidak baik. Secara irasional, kebo yang ada di dalam rumah akan mengurangi rejeki bahkan biasa jadi akan menolak rejeki yang datang. Sedangkan secara rasional, bau atau aroma kotoran kebo akan memenui rumah, bisa juga makanan yang mau dimakan manusia terkena kotoran sehingga kurang baik untuk tubuh manusia (kurang sehat).


Secara filosofis, keberadaan gugon tuhon dalam budaya Jawa dapat dilihat dari aspek ontologis (tentang yang ada) yang menjelaskan bahwa gugon tuhon merupakan pengetahuan yang tidak rasional atau tidak dapat dipahami oleh rasio, maksudnya hubungan sebab akibat yang terjadi tidak dapat dipahami rasio dan memiliki bentuk pemikiran dan ekspresi tentang kebenaran yang mutlak didalam suatu masyarakat. Ekspresi dan pemikiran yang tidak rasional ini kemudian membentuk suatu perilaku dalam kehidupan masyarakat dan menjadi suatu budaya dalam hal ini budaya jawa.

Kemudian berdasarkan aspek epistemologis (kebenaran dan kepastian), gugon tuhon dipahami sebagai ungkapan kebenaran yang dapat diperoleh melalui hasil aktivitas budi (pikiran), pengetahuan, pengalaman, dan pemahaman yang mendukung ungkapan-ungkapan gugon tuhon menjadi perwujudan budaya Jawa.

Pada akhirnya, berdasarkan aspek aksiologis (kegunaan ilmu pengetahuan), kegunaan utama dari gugon tuhon dalam budaya Jawa adalah memberi pengaruh yang baik terhadap masyarakat Jawa melalui ungkapan-ungkapan gugon tuhon tersebut yang secara langsung juga membentuk citra pancaran atau pengejawantahan budi manusia Jawa yang mencakup kemauan, cita-cita, ide maupun semangat dalam mencapai kesejahteraan, keselamatan, dan kebahagiaan hidup lahir batin.


Jadi Gugon tuhon merupakan bentuk pancaran atau pengejawantahan budi manusia Jawa yang mencakup kemauan, cita-cita, ide maupun semangat dalam mencapai kesejahteraan, keselamatan, dan kebahagiaan hidup lahir batin dalam kebudayaan Jawa. Gugon tuhon dapat dipahami secara irasional maupun rasional yang pada intinya memberikan ajaran atau nasihat yang baik. Secara filosofis, keberadaan gugon tuhon dalam budaya Jawa tersebut dapat dilihat dari aspek ontologis (tentang yang ada), epistemologis (kebenaran dan kepastian), dan aksiologis (kegunaan ilmu pengetahuan).

Senin, 27 Februari 2012

it's my IDOLA

XO-IX

Ini diaaa BOY BAND baru dari Indonesia yaitu XO-IX 
Boy Band yang terbentuk tanggal 21 April ini mempunyai 9 personil
yaitu Nicky,Iras,Budi,Agoy,Lee,QQ,Alwin,Hendra,Bobby



Nicky XO-1 --> @NickyXOIX
Nama Lengkap : Antonius Nicky riyant
panggilan :Nicky
TTL : 28 Mei 1991
Hobi :Nyanyi,nonton,jalan
Kebiasaan Nicky:suka tegang sebelum naik panggung

Nih foto twitter *cc:ava twitter* Nicky sampe saat ini

Iras XO-2 --> @IrasXOIX
Nama lengkap :Iras Angga Akbar
Panggilan :Iras
TTL :Bandung 25 Agustus 
Kebiasaan:paling takut sama hal yang berbau hantu *sama kaya aku*
denger-denger ka Iras ini lagi deket sama Felly Chibi -___-*elus dada* 

Nih foto twitter *cc:ava twitter* Iras sampe saat ini


Budi XO-3 --> @BudiXOIX
Nama Lengkap :Budi Rusmana
Panggilan :Budi
TTL:26 Mei tahunnya sih katanya tahun 1982 tapi ga tau bener ga tau salah ya^^
Hobi:Basketball,dancing,breakdance *suka banget sama cowo kaya gini*
Kebiasaan:Ka Budi doyan banget belanja,apalagi kalau liat sepatu hip hop dan celana buat dance bawannya pengen beli aja 
kalo foto ka Budi yang di bawah aku dapet dari Google


Agoy XO-4 --> @Agoy888XOIX
Nama Lengkap:Agi Ginanjar
Panggilan: Agoy
TTL :Baghdad,27 februari 1986 
Hobi: singing,dancing,sport cielah pake bahasa inggris *abaikan*
Kebiasaan: Kaka yang satu ini suka banget sama cemilan yang kriuk-kriuk kaya kerupuk *brb bikin pabrik kerupuk*

Nih foto twitter *cc:ava twitter* Agoy sampe saat ini



Lee XO-5 --> @LeeXOIX
Nama Lengkap :Lee Hyeum Soo
Panggilan :lee
TTL: Jakarta 27 Mei
Hobi:Olahraga,gym,bulutangkis,renang,dancing
Kebiasaan:Lee paling gak tahan panas makanya kalau tidur dia suka pake daleman doang *tutup muka*

Nih foto twitter *cc:ava twitter* Lee sampe saat ini *ini foto bareng Anisa Chibi*



Kiki XO-6 --> @qqXOIX
Nama Asli:Muhammad Rizky
Panggilan : QQ/kiki
TTL:Jakarta,2 juli 1989
Hobi :dancing,singing,traveling cie sama kaya ka Agoy pake B.Inggris *abaikan lagi*
Kebiasaan:ka QQ adalah personil yang paling detail banget merhatiin gerakan kalau XO-IX lagi nge dance

Nih foto twitter *cc:ava twitter* QQ sampe saat ini


Alwin XO-7 --> @AlwinXOIX
Nama Lengkap : Benedict Alwin
Panggilan :Alwin
TTL:7 juli 1989
Hobi:dancing,rap,gym,parkour,capoeira *kereeeen gilaaaaaa*
Kebiasaan:Alwin paling perhatian kalo udah ngomongin style sama gaya rambutnya
Denger-denger ka Alwin ini pemegang KAS nya XO IX

Nih foto twitter *cc:ava twitter* Alwin sampe saat ini



Hendra XO-8 --> @HendraXOIX
Nama Lengkap :Hendra Bartholomeus
Panggilan : Hendra
TTL :Bekasi,16 juni 1987
Hobi:dengerin lagu 
Kebiasaan:ka Hendra ini pendiem tapi belakangan ini suka bawel dan usil *sama kaya aku*

Nih foto twitter *cc:ava twitter* Hendra sampe saat ini...imut gilaaaaaaa

Bobby XO-9 --> @BobbynyoXOIX
Nama Lengkap :Indra Fahmi Bobby
Panggilan :bobby
TTL:Jakarta 24 Juli 1987
Hobi :renang,baca komik kuliner
Kebiasaan:Ka Bobby suka ngaret kalo janjian 
Kaka yang satu ini hobi salto!!!itu yang jungkir balik,keren gilaaaa!!!!!jadi pengen bisa salto........

Nih foto twitter *cc:ava twitter* Bobby sampe saat ini


Nama XO-IX sendiri juga memiliki arti yaitu, "Xtra Ordinary Nine" dengan filosofinya terdiri dari 9 orang biasa yang ketika mereka disatukan akan menjadi sesuatu yang luar biasa dengan bakat dan talenta yang telah dimiliki.

karakter Personil XO-IX
XO1 : Nicky : Smart and Casual
XO2 : Iras : Nerd
XO3 : Budi : Korean Hip Hop
XO4 : Agoy : Cool and Shy
XO5 : Lee : Sweet Korean
XO6 : Kiki : Freak
XO7 : Alwin : Elegant
XO8 : Hendra : J-Funk
XO9 : Bobby : Sporty Xtreme

Nama Fans nya adalah XOwners 



Sabtu, 04 Februari 2012

ProfiLe XO-IX (Xtra Ordinary Nine Boyband)

Biodata dan foto XO-IX ato Xtra Ordinary Nine Boyband... Cekidoott...:)



XO-IX Boyband atau bisa di di panggil Xtra Ordinary Nine Boyband, mereka di gawangi oleh Lee, Iras, Nicky, Hendra, Agwi, Kiki, Bobby, Alwin dan Budi, ini memberikan penampilan yang berbeda dari boyband yang pernah ada di Indonesia dan juga musisi lain yang ada di Indonesia

Xtra Ordinary Nine Boyband - ​Sembilan cowok ini sudah dilatih selama tiga bulan dan sudah melalui penyaringan dari empat tahapan dan akhirnya merekalah yang terpilih untuk berada di XO-IX (Xtra Ordinary Nine). Dance yang lugas, kompak dan menghibur dan suara yang tidak mengecewakan menjadi senjata andalan boyband terbaru yang hadir untuk anda.

Profil foto Biodata XO-IX BoyBand Indonesia - Diantara gempuran Korean Wave, XO-IX memang mengaku bahwa dari sisi fashion, kesembilan cowok ini terpengaruh oleh boyband dari Asia. Sementara untuk musik dan vokal, XO-IX mengaku lebih mengambil keunggulan dari boyband Amerika Serikat.

Mereka pun baru saja merilis debut single berjudul 'Cukuplah Sudah' yang bisa dipastikan mampu menghibur para XOwners, sebutan untuk para penggemar XO-IX. Aksi panggung XO-IX juga bisa dibilang cukup maksimal, bahkan pada saat menyanyikan lagu 'Cukuplah Sudah' didepan media, XO-IX mengakhirinya dengan sebuah salto yang sebenarnya cukup riskan dilakukan mengingat kondisi panggung yang cukup sempit.

Dari pengakuan para personel XO-IX kepada media, bahwa Boyband yang mereka bentuk saat ini telah berumur 3 bulan. Namun para personel XO-IX tidak merasa bahwa mereka adalah Boyband yang cuma ikut-ikutan trend.

"Kita mau menjadi diri kita sendiri. Bagaimana kita menyapa para penggemar-penggemar kita yang ada di Indonesia. Kita berani membuktikan kepada masyarakat luas kalau kami memiliki kualitas yang bisa kami tunjukkan," ujar Lee salah satu pentolan XO-IX.

XO-IX juga tergolong unik. Meski masih menjadi boyband pendatang baru, namun pada kenyataanya kelompok ini langsung memiliki banyak fans di Indonesia. Adapun julukan bagi para penggemar XO-IX disebut sebagai XOwners. Menelisik lebih jauh keberadaan XO-IX memang agak unik, sebab selain memiliki kemampuan bernyanyi yang cukup baik, para personel XO-IX memiliki daya tarik lumayan bagus. Selain berpenampilan ala boy band Asia, mereka juga memadukan dengan dance bernuansa Amerika.

Apa saja yang menarik tentang Boyband Xtra Ordinary Nine? Sejauh ini salah satu lagu XO-IX berjudul Cukuplah Sudah menjadi pembuktian bahwa boyband pendatang baru ini memang cukup bukan sekedar Boyband kacangan. Namun memiliki kualitas musik yang sesuai dengan jalurnya. Lihat saja cuplikan video klip lagu XO-IX berjudul memang benar-benar cukup berkualitas.





Tak hanya piawai dalam membawakan lagu, namun boyband ini juga lihai berjingkrak di atas panggung. Tak ayal, cidera juga kerap melanda salah satu anggota boyband asal Jakarta itu. Lewat singular perdananya yang berjudul ‘Cukuplah Sudah‘ XO-XI itu menyapa para pencinta musik Tanah Air.